BAYI TAK BUTUH KEHANGATAN BERLEBIHAN

dr. H. M. Hadat, Sp.A


Niat mulia tak selamanya berbuah positif. Memberi kehangatan yang berlebihan pada bayi, mis., bisa jadi bumerang. Selama ini orang tua begitu takut bayinya kedinginan, sehingga merasa perlu mempersenjatai putra-putri tersayang dengan baju hangat, selimut, topi, sarung tangan, sampai kaus kaki tebal.



Bahkan ada orang tua yang sampai menutup rapat-rapat pintu, jendela, lubang angin, melarang pemakaian kipas angin, mematikan AC hanya agar bayinya selamat dari bahaya masuk angin.


Tak ketinggalan, kebiasaan membaluri minyak telon atau minyak kayu putih di tubuh bayi. Padahal di samping bikin kepanasan, minyak-minyak itu juga bisa mengubah kulit bayi menjadi kehitaman dan hangus. Pendek kata, banyak orang tua tak sadar, kepungan sarana dan prasarana penghangat justru menjadi penyebab bayi menangis lantaran kegerahan.


Gerah membuat bayi banyak mengeluarkan keringat, sehingga kehilangan banyak air dengan garam-garamnya. Alhasil, dia jadi gampang haus, badan lemah sehingga mudah terkena batuk-pilek. Jadi banyak orang tua selama ini memperlakukan bayinya secara salah alias salah kaprah. Begitulah kira-kira. Mengapa? Karena bayi punya jaringan asam cokelat!


Begini penjelasannya:

Setiap manusia butuh energi untuk melakukan beragam aktivitas. Energi itu datang dari hasil pembakaran gula, lemak, maupun protein. Kelebihan gula dalam darah, mis., diubah oleh hormon insulin menjadi
glikogen, sehingga kadar gula darah tetap dalam batas-batas normal. Glikogen ini menjadi cadangan energi yang terutama disimpan di dalam otot, jantung, dan hati. Cadangan energi glikogen hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan energi tubuh selama 24 jam. Hal ini berbeda dengan cadangan energi dari lemak yang dapat memenuhi kebutuhan energi tubuh selama beberapa pekan.
Karena tidak larut dalam air, pembakaran lemak jadi lebih stabil dan lebih dapat diandalkan ketimbang pembakaran gula yang larut dalam air. Itu sebabnya, jika ada beban pekerjaan nan berat, jantung dan otot lebih banyak memakai energi dari lemak.


Selanjutnya, kelebihan lemak dalam darah akan disimpan di jaringan lemak. Jaringan lemak sendiri ada 2 macam.
Pertama, jaringan lemak putih yang menyimpan lemak dalam selnya, dan tersebar di seluruh tubuh, terutama rongga perut dan jaringan di bawah kulit.
Kedua, jaringan lemak cokelat, terutama terdapat pada bayi yang lahir cukup bulannya dan terbatas ada di jaringan bawah kulit leher dan punggung.


Jaringan lemak cokelat ini makin berkurang dan menyusut pada anak yang lebih besar dan hanya tertinggal sedikit pada orang dewasa. Dia bisa membuang kelebihan energi, mis., akibat makan berlebihan, dengan membakarnya menjadi panas.
Keistimewaan lain, selnya dapat menyimpan sampai 40% lemak bayi. Kenaikan suhu tubuh oleh jaringan ini bisa mencapai tiga kali lipat ketimbang kenaikan suhu yang disebabkan aktivitas olahraga.


Jelas sudah, dengan bekal jaringan lemak cokelatnya, bayi tidak mudah kedinginan. Sebaliknya, mudah kepanasan. Dibandingkan dengan orang dewasa muda, daya tahan bayi terhadap udara dingin lebih tinggi sekitar 50

0 comments: