Jika Anak Suka Merusak Barang



Merusak barang-barang merupakan hal yang biasa di kalangan anak-anak. Tahukah kenapa suka merusak? Karena dengan merusak anak-anak menemukan kenikmatan yang lain. Lihat saja ekspresinya ketika membanting barang, pasti dengan tersenyum atau lebih sering terbahak-bahak. Jadi kalau anak tidak boleh merusak mainan lebih baik tidak usah dibelikan, karena pasti dirusak atau minimal dibanting.

Pernahkah mendengar bahwa anak-anak memiliki hasrat yang luar biasa untuk mencari tahu dan melakukan eksplorasi. Ia ingin , misalnya menghancurkan mobil-mobilan agar ia tahu apa yang ada didalamnya, atau melemparkan mainannya ke dinding untuk melihat mainannya itu memantul lagi atau tidak. Seorang anak juga bisa melemparkan mainanya keluar jendela untuk melihat apa yang terjadi ketika mainannya itu jatuh.

Terkadang, anak juga melakukan pengrusakan karena marah yang terpendam dalam hatinya. Ia mengungkapkan kemarahannya dengan merusak barang. Anak memiliki gejolak emosi yang keluar dalam bentuk demikian. Menghadapi hal seperti itu, apa yang harus dilakukan dalam menghadapinya? Menghukum? Jangan!

[http://dmcd6hvaqrxz0.cloudfront.net/2012/06/12/43f50e3534e5212e8992eb90a7c4a814.jpg]

Biarkan saja. Membiarkan ini dalam artian yang positif, maksudnya memberikan kesempatan kepada anak untuk mencari tahu dan mengambil hal positif darinya. Karena kadang anak melakukan pengrusakan itu hanya untuk menguji perhatian orang tua.

Jika orang tuanya tidak merespon, biasanya ia tidak jadi merusak dan beralih ke objek yang lain. Kesimpulannya, seorang anak pasti mengalami ledakan-ledakan emosional. Ia memiliki dorongan untuk merusak barang untuk itu berikan kesempata anak untuk melampiaskan kemarahannya selama tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Menyetop tingkah laku merusak anak, tidak dengan cara menghukum. Misalnya dengan cara melarang. Ketika dilarang sudah merespon larangan tersebut, sebaiknya orang tua bertanya apa yang dikehendaki anak. Jika yang dikehendaki anak tidak mungkin dituruti, berilah penjelasan. Setelah memberi penjelasan secukupnya, ajaklah anak untuk bermain, permainan yang paling disukainya.

Jika sesuatu atau benda yang akan dilempar akan merusak atau membahayakan yang lain atau dirinya sendiri, segera hentikan. Ambil segera, jangan merebut. Jika benda tersebut tajam dan anak tidak mau melepaskannya, pegang saja dan bujuk untuk melepaskannya. Katakan saja bahwa benda yang dipegangnya bisa melukai orang lain. Jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memeluknya ketika benda tersebut dilepaskan.

Saat memberi penjelasan, jangan lupa minta anak untuk menjelaskan alasan pengerusakan atau alasan marahnya. Hal ini dilakukan untuk memunculkan rasa tanggung jawab dan rasa bersalah. Pola komunikasi ini sebaiknya dilakukan saat anak dalam keadaan tenang agar anak merasa aman dan nyaman.

Orang tua juga harus memberikan pemahaman bahwa jika ingin meluapkan meluapkan keinginan atau marahnya haruslah dengan cara-cara yang lebih tepat.

Mengasuh anak memang tidak semudah teori-teori psikologi, buku-buku yang banyak beredar bahkan tak semudah menuliskan artikel ini. Tetapi teori, buku, dan berbagai artikel adalah short card-nya karena anak-anak punya punya karakter yang berbeda.

(felly@oktomagazine.com)

0 comments: